Eksotika Pantai Pulau Manuk Yang Menyimpan Berjuta Keindahan

Profil Pulau Manuk
PROVINSI
: Banten
KABUPATEN
: KAB. LEBAK
KECAMATAN
: Bayah
DESA
: -
LUAS
: 0.006 km2
LETAK GEOGRAFIS
: 6° 58' 18'' LS 106° 15' 43'' BT
REGULASI
: -
INFORMASI UMUM :
Pulau berpantai karang terjal dengan vegetasi tanaman rambat dan tanaman perintis.
DEMOGRAFI DAN SOSIAL BUDAYA :
Pulau tidak berpenduduk. Hanya 6 km dari Terminal Bayah atau 2 km dari Pantai Karang Taraje.
POTENSI SUMBERDAYA ALAM :
Menjorok ke arah laut terdapat pulau karang dimana banyak burung bertengger dan istirahat di sana serta bentuk pulaunya seperti burung, sehingga pulau ini dinamakan Pulau Manuk (dalam bahasa Sunda artinya burung).
PENGEMBANGAN :
Pesona Pantai yang indah dihiasi dengan hamparan karang yang luas memberikan daya tarik yang unik, kita bisa menyaksikan karang yang sangat besar, pulau ini banyak didatangi burung yang mempesona sehingga sangat cocok bagi yang menyenangi kegiatan fotografi. Tidak jauh dari Pantai Karang Taraje Lebak, hamparan pasir putih menghiasi seluruh pantai. Pesisir yang luas dan landai dengan ombak yang tenang, aman untuk berenang maupun berselancar.
REFERENSI :
Buku Direktori Pulau Di Provinsi Banten Tahun 2012





Daya Tarik Fisik
Pulau Manuk merupakan pantai yang memiliki pasir putih dan bentangan karang besar dengan ombak yang tenang (Gambar 10). Penamaan Pulau Manuk berasal dari jenis burung yang bersarang dan berkembang biak di pulau karang. Pada pulau karang tersebut terdapat burung jenis Kuntul. Pulau Manuk menawarkan potensi wisata bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam, berenang dan memancing. Pulau Manuk terletak 7 km dari kantor Kecamatan Bayah dan dapat ditempuh selama 20 menit menggunakan minibus (mobil colt), angkutan desa dan ojek. Pulau Manuk dibuka untuk pengunjung setiap hari mulai pukul 06.00 WIB sampai 18.00 WIB. Harga karcis masuk Pulau Manuk sebesar Rp. 3.500. Kepadatan pengunjung di Karang Taraje terjadi pada hari libur nasional dan setiap akhir pekan (Sabtu dan Minggu).

 Daya Tarik Biologi
Jenis tumbuhan yang terdapat di Pulau Manuk meliputi Terap (Artocarpuselasticus), Jabon (Anthocephalus cadamba), Rasamala (Altingia exelsa), Tariti, Cantigi (Gaulsharia fragantisisima), Ki hujan (Agathis borneensis), Huru (Macaranga rhizinoides), Jati (Tectona grandis), Mahoni (Swetenia mahagoni), Akasia (Accacia mangium), Damar (Agathis damara), Ketapang (Terminaliacattapa), Puspa (Schima wallichii), Kelapa (Cocos nucifera) dan Pandan (Pandanus odora). Jenis satwaliar yang terdapat di Karang Taraje meliputi burung Kuntul karang (Egretta sacra), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), Lutung (Trachypithecus auratus) dan Babi hutan (Sus scrofa

Daya Tarik Sosial Budaya
Masyarakat di sekitar kawasan wisata Pulau Manuk memiliki kerajinan tangan dan kesenian yang khas. Kerajinan tangan yang adalah membuat makanan khas berupa sale pisang, keripik pisang dan gula aren. Kesenian yang khas adalah “kedok kojor golok” ( pentas adu golok).

Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di Pulau Manuk meliputi toilet, pos jaga, papan nama lokasi, pintu gerbang, shelter (tempat istirahat) dan warung makanan (Gambar 12). Sarana dan prasarana yang belum ada di Pulau Manuk antara lain tempat ibadah, penginapan, jalan setapak, pusat informasi bagi pengunjung.

Aksesibilitas Kawasan
Kawasan wisata alam Pantai Pulau Manuk dapat ditempuh melalui jalan darat dan dapat ditempuh lewat kota-kota besar, diantaranya yaitu:
1. Jakarta - Serang - Malingping - Bayah - Pulau Manuk
Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 4 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata berupa jalan aspal.
2. Jakarta - Balaraja - Maja - Rangkasbitung - Malingping - Bayah – Pulau Manuk
Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 5 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata alam berupa jalan aspal yang banyak mengalami kerusakan yaitu berupa jalan berlubang.
3. Jakarta - Bogor - Pelabuhan Ratu - Bayah - Pulau Manuk
Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 6 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata berupa jalan aspal yang berkelok.
4. Jakarta - Bogor - Leuwiliang - Rangkasbitung - Malingping - Bayah - Pulau Manuk
Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 5 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata alam berupa jalan aspal yang banyak mengalami kerusakan yaitu berupa jalan berlubang.
5. Jakarta – Pandeglang – Rangkasbitung – Saketi – Malimping – Bayah – Pulau Manuk
Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 5 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata alam berupa jalan aspal yang banyak mengalami kerusakan yaitu berupa jalan berlubang.

KENDALA YANG DIHADAPI
Sekitar 50 kepala keluarga (KK) yang berada disepanjang pesisir pantai pulau manukn ini tidak memiliki akses untuk penerangan, di daerah sepanjang pantainya belum tejamah oleh listrik, dan hal ini berakibat pada proses pengembangan wilayah kawasan di daerah ini, jika sudah begini maka kita tidak bisa hanya menyalahkan pemerintah, dalam hal ini memang pemerintah yang bertanggungjawab dalam setiap masalah sarana dan prasana umum disuatu wilayah, jika melihat kondisi alam di Kecamatan Bayah ini maka sangat berpotensi untuk dikembangakn secara berkala dan berkelanjutan.
Akses jalan untuk menuju daerah ini bisa dikatakan cukup mendukung coba saja tengok 5 rute diatas yang merupkan akses jalan yng bisa dilalui dari 5 titik untuk menuju ke Pulau Manuk, namun tidak semua jalur tersebut berkondisi jalan mulus dengan aspal yang masih bagus ada beberapa titik yang berlubang dan perlu dikatahui bahwa akses jalan untuk menuju Pulau Manuk itu hanya ada 2 lajur dan itu pun dengan kondisi jalanan yang relatif kecil, saya rasa tidak bisa dilewati oleh mobel yang terlalu besar seperti bus yang ukurannya maksimal, dengan kondisi seperti ini maka perlu adanya perbaikan jalan yang harus segera dilakukan untuk mendukung pengembangan potensi wisata di Kecamatan Bayah, khususnya akses ke pulau manuk, karena jika kita melihat dari sekaian banyaknya potensi yang ada ditempat ini maka bukan tidak mungkin suatu saat nanti tempat wisata di Bayah akan berkembang dengan pesat dikalangan wisatawan local bahkan wisatawan mancanegara.
Di pesisir Pulau Manuk tidak ada penginapan, hal ini menjadi kendala tersendiri untuk proses penumbuhkembangan wisata ini, karena sangat tidak memungkinkan jika kita berlibur ke daerah pantai hanya setengah hari saja, pasti kita ingin menikmati eksotika pemandangan pantai di siang dan malam hari, maka penginapan mutlak diperlukan disini, untuk mewujudkan mimpi adanya penginapan di daerah ini maka harus ada yang menggerakan untuk berinvestasi di tempat ini, karena warga local disini tidak mengetahui potensi yang dimiliki oleh Pulau Manuk dan tempat wisata lain di Kecamatan Bayah yang sangat berpotensi untuk dikembangakan dan dijadikan investasi, perlau adanya dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah dan warga setempat serta harus adanya investor yang mau menanam mmodalnya disini, dengan adanya berbagai pontensi yang dimiliki dan berbagai kendala yang dihadapi oleh Pulau Manuk maka saya berharap Pulau Manuk dapat segera dikenal para wisatawan lokal atau bahkan wisatawan mancanegara.


ARAH PENGEMBANGAN KAWASAN
Kawasan ini banyak menyimpan pesona keindahan alam yang eksotis, diantara daya tarik fisik yang tidak aka nada di daerah lainnya, karena perlu diketahui bahwa Pulau Manuk ini merupakan pulau yang tidak berpenghuni dan luas areanya pun tidak lebih dari 0.006 km2 dinamakan Pulau Manuk karena di pulau ini selalu banyak burung laut yang singgah sehingga oleh masyarakat sekitar dinamakan Pulau Manuk, (Manuk) sendiri dalam bahas Indonesia berarti burung.
Karena adanya berbagai potensi yang dimiliki oleh pulau ini maka kawasan Pulau Manuk ini sangat cocok dikembangkan ke arah pariwisata, namun dalam pengembangnya perlu adanya berbagai perbaikan diantaranya akses jalan yang harus segera dibenahi, akses listrik yang masih belum ada di pesisir pulau ini, dan belum adanya penginapan, hal ini menjadi PR untuk pemerintahn setempat dan warga masyarakat disana untuk melakukan pembenahan kawasan ini, dan juga perlu adanya sosialisasi terhadap masyarakat luas tentang eksotika pantai ini, karena kebanyakan masyarakat biasanya lebih mengenal Pantai Anyer, ataupun Pantai Carita yang sudah banyak dikenal masyarakat, padahal di daerah Banten ini masih banyak potensi pariwisata yang masih belum banyak dikenal dan memiliki keindahan alam yang bagus.


Sumber :









PETA GLOBAL WUJUD GLOBALISASI DUNIA PEMETAAN

Mudik, plesiran, jalan-jalan ataupun apa namanya selalu melibatkan perjalanan dan tidak jarang muncul permasalahan mencari arah atau kebutuhan informasi geospasial tempat-tempat yang dituju. Jika kita mencari informasi ini dalam peta-peta konvensional ataupun peta digital produk lokal/nasional seringkali berujung pada kekecewaan. Informasi yang kita cari susah ditemukan, kalaupun akhirnya menemukannya ternyata harus melalui kerja keras dan harga yang cukup mahal.
Permasalahan ini dapat diatasi dengan memanfaatkan peta global, misal: Google Earth dan Microsoft Encarta. Kita bisa terbang kemana saja di atas permukaan bumi dengan sangat cepat tanpa melakukan kunjungan yang sesungguhnya ke tempat yang dimaksud. Kita bisa memandang tempat yang kita tuju dari ketinggian berapapun yang kita suka. Selanjutnya jika diperlukan informasi lain (misal toponimi, sejarah, pemerintahan, suhu dsb) Microsoft Encarta dapat dipakai untuk mendapatkan informasi yang dimaksud.
Selanjutnya, jika kita membutuhkan informasi ketinggian topografi, maka kita dapat menggunakan data The Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) atau ETOPO-2. Apabila ingin membuktikan atau mengetahui posisi secara real time, kita dapat menggunakan peralatan Global Positioning System (GPS).
Para ilmuwan banyak memanfaatkan peta global ini dalam melakukan presentasi ilmiahnya. Demikian juga media masa mulai banyak menggunakan peta global untuk memperjelas lokasi kejadian secara geospasial sehingga lebih menarik untuk pembaca.
Pendek kata, era globalisasi dunia pemetaan kini telah nyata dimulai dengan hadirnya peta-peta global yang mampu menarik banyak pengguna dari berbagai kalangan, bahkan dengan harga yang relatif terjangkau. Inilah kenyataan, bahwa peran peta lokal/nasional baik yang konvensional maupun digital mulai tergeser. Bagaimana dengan 10 tahun mendatang? atau 20 tahun mendatang? Pertanyaan ini perlu dipersiapkan oleh industri-industri pemetaan lokal/Nasional, termasuk BAKOSURTANAL perlu memikirnya dengan baik.
Google Earth (http://earth.google.com)
Mimpi yang menjadi kenyataan. Itulah komentar banyak orang setelah memakai dan menjajal kemampuan Google Earth. Ketika masa kanak-kanak, mungkin kita sempat mempunyai mimpi untuk bisa terbang ke udara melihat keindahan kota atau tempat-tempat tertentu dari ketinggian berapa saja yang kita inginkan. Mimpi itu secara virtual kini terwujud ketika kita melakukan tour dengan google. Di tempat-tempat tertentu bahkan telah disertai dengan peta vektor beserta toponiminya. Bisa jadi, dalam 10 tahun mendatang seluruh muka bumi dapat diliput dengan citra ketelitian tinggi. Gambar 1. menunjukkan Istana Merdeka dan sekitarnya di Medan Merdeka Utara dilihat dari ketinggian 1 km.

Terkait isinya, Google Earth merupakan program virtual berisi beragam peta dari seluruh wilayah di muka bumi. Citra peta ini didapat dari citra satelit, foto udara dan penerapan teknologi Sistem Informasi Geografi. Teknologi Google Earth banyak digunakan untuk membantu berbagai kegiatan pekerjaan seperti penyajian informasi pada saat pembuatan perencanaan, juga membantu memecahkan masalah yang berkaitan kekacauan teritorial. Google Earth juga bisa digunakan untuk membantu membuat keputusan mengenai lokasi perumahan baru. Informasi bisa ditampilkan secara ringkas dan jelas berupa gambar peta, yang flexibel.

Citra dengan resolusi tinggi yang disajikan Google Earth beserta informasi koordinatnya, membuat orang bertanya-tanya: “Masih adakah tempat rahasia di muka bumi ini?”. Untuk keperluan intelejen dan militer, Google Earth sungguh sangat banyak membantu. Akan tetapi sesuatu yang dulunya hanya diketahui oleh para intelejen, kini masyarakat umum dengan sangat mudah untuk mendapatkan informasi itu.
Dengan tampilan yang berbeda, Microsoft Encarta memberikan sajian menarik pula. Dengan sistem software yang disiapkan, kita dengan cepat dapat mencari lokasi geografis yang kita inginkan di seluruh permukaan bumi. Software ini bahkan menyediakan sistem enciklopedi dengan sangat luas. Kondisi penduduk, pemerintahan, keadaan cuaca, agama, etnis, sejarah, tempat-tempat penting dan lain-lainnya dapat kita dapatkan dalam Microsoft Encarta. 
Derasnya arus globalisasi, tidak menutup kemungkinan bahwa Microsoft Encarta akan semakin banyak data yang dimuat, semakin akurat dan semakin detil. Bagaimana dengan 10 tahun mendatang? Bisa jadi Peta global Microsoft Encarta atau program yang sejenisnya mampu menampilkan peta dengan skala 1:25.000 atau bahkan lebih detil lagi di seluruh permukaan bumi dengan beragam pengguna.
SRTM (http://www2.jpl.nasa.gov/srtm/) dan ETOPO-2
Data SRTM adalah data elevasi muka tanah (land Topography) yang hampir menyeluruh di permukaan bumi dengan resolusi tinggi 3 detik (≈90m). Data ini diperoleh dari sistem radar yang dipasang pada Pesawat Ruang Angkasa selama 11 hari misinya pada Februari 2000. Sedangkan ETOPO2 adalah basisdata atau model bathimetri dan topografi yang mencakup seluruh permukaan bumi dengan resolusi 2 menit x 2 menit. Data ini dimodelkan dari berbagai sumber baik dari hasil survei lapangan maupun pemodekan dari data satelit altimetri. Data SRTM dan ETOPO-2 dapat digabungkan untuk memperoleh data elevasi baik di darat maupun di laut dengan cukup baik.
Keunggulan Peta Global
Peta/data geospasial global semisal Google Earth, Encarta, SRTM Etopo dan lain-lain merupakan suatu pilihan baru dalam dunia pemetaan. Peta global ini dibandingkan peta konvensinal maupun digital lokal/nasional mempunyai keunggulan sebagai berikut:
1.
Ramah pemakai (User Friendly)

Peta global menyajikan sistem software yang sangat ramah untuk pemakai. Para pengguna yang tidak mempunyai latar belakang tentang pemetaanpun dengan mudah dapat mengoperasikan. Cara penggunaan peta bahkan tidak perlu diintroduksikan secara berlebihan. Misal, untuk mengukur jarak antar dua tempat pengguna tinggal menarik kursor mouse dari satu tempat ke tempat lainnya. Software akan menyajikan data jarak dua tempat yang dimaksud dengan sangat gamblang. Lainnya halnya dalam peta konvensional, untuk keperluan semacam ini pengguna diharuskan mengkonversikan jarak di atas peta ke jarak yang sebenarnya dengan memperhitungkan skala peta dan proyeksi yang dipakai dalam peta tersebut.
2.
Murah

Data ditawarkan dengan sangat murah, atau bahkan “GRATIS”. Kalaupun software dimaksud harus berlisensi, ditawarkan dengan harga yang relatif terjangkau.
3.
Sistem Basisdata/manejemen File

Sistem data yang sangat cepat dan mudah diakses oleh pengguna. Peta Global menyajikan data dalam basisdata/manejemen File yang bisa di download atau dipindahkan ke komputer pengguna.
4.
Cakupan data seluruh dunia

Sudah jelas, bahwasanya peta global mencakup data seluruh dunia. Meskipun demikian tidak menyebabkan akses data itu lambat.
5.
Mudah didapatkan

Melalui internet atau membeli CD-ROM berlisensi, peta global ini dapat diperoleh dengan mudah.
6.
Kualitas hasil yang memadai

Kualitas peta yang ditampilkan cukup memadai untuk berbagai macam publikasi dan keperluan pengguna.



Pureit